Penanganan Penyakit Bell's Palsy

Apa Itu Bell's Palsy? Bell's Palsy adalah penyakit yang menyerang saraf pada wajah yang menyebabkan otot pada salah satu sisi wajah mengalami kelumpuhan dan mengakibatkan wajah menjadi miring atau wajah menjadi perot, demikian menurut dr. Melania Testudinaria Spesialis Saraf RS Priscilla Medical Center. Nama Penyakit yang unik ini dapat mengganggu penampilan. Karena jika tidak ditangani akan terjadi kecacatan pada wajah, yaitu wajah terlihat perot/melorot (tidak simetris) Apa Penyebab Penyakit Bell's Palsy ? Penyebab muka miring / wajah perot bahkan melorot (Bell's Palsy) ini belum diketahui secara pasti, namun para ahli meyakini infeksi virus Herpes simplek sebagai penyebab utamanya, sehingga terjadi proses radang dan pembengkakan saraf. Selain itu, disebutkan juga virus Herpes zoster yang sering menyerang wajah tanpa disertai gejala yang jelas. Gangguan otot wajah dapat pula disebabkan oleh serangan stroke, infeksi, sakit getah bening dan tumor. Kasus ini dapat terjadi pada semua usia baik pria maupun wanita. Bell's Palsy Biasanya terjadi pada laki-laki usia dewasa karena pria lebih banyak beraktivitas di luar ruangan. Menurut dr. Melania Testudinaria Saraf dari RS Priscilla Medical Center, orang yang bekerja di ruangan ber AC (penyejuk udara) pun bisa terserang Bells Palsy, bila hawa dingin yang ditimbulkan hanya terpusat pada satu sisi. Pada seseorang dengan kekebalan menurun dan juga mereka yang mempunyai keluarga dengan riwayat penyakit ini juga dapat mengalami Bell Palsy. Gejala dan Komplikasi Secara tiba-tiba mengalami kelumpuhan ringan, wajah melorot atau mencong sehingga sulit berekspresi, rasa sakit pada telinga terutama di belakang telinga, sensitif terhadap suara pada sisi wajah yang terpengaruh, fungsi lidah terganggu sehingga tidak dapat merasakan makanan dan minuman. Pada kasus yang ringan proses penyembuhan lebih cepat, sedangkan pada kasus yang lebih berat dapat menyebabkan kerusakan permanen serabut saraf. Segera Cari Pertolongan Medis Segera konsultasikan ke dokter spesialis saraf jika tiba-tiba wajah terlihat miring/perot. Penanganan biasanya dilakukan dengan obat-obatan dan fisioterapi. Sejauh ini belum ada tes laboratorium yang spesifik untuk mendiagnosis. Menurut dr Agung Setiawan Spesialis Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Priscilla Medical Center, umumnya dokter menilai pemeriksaan dari kondisi wajah dan gerakan otot wajah ketika memejamkan mata, mengangkat alis, memperlihatkan gigi dan mengerutkan dahi. Untuk memastikan diagnosa dilakukan dengan Electromyography (EMG), Imaging scans (MRI, CT Scan, X-ray). Hal penting dalam optimalisasi terapi adalah "Latihan Wajah”. Yang perlu diperhatikan juga adalah "Mata”. Kelopak mata yang tidak dapat menutup sempurna akan menimbulkan masalah baru berupa iritasi dan infeksi mata jika tidak segera ditangani. Latihan wajah dilakukan minimal 2 – 3 kali sehari. Kualitas latihan lebih utama daripada kuantitasnya, untuk itu lakukan sebaik mungkin. Lanjutkan dengan gerakan-gerakan wajah tertentu yang dapat merangsang otak untuk tetap memberi sinyal untuk menggerakkan otot-otot wajah, demikian menurut dr Agung Setiawan sebagai Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Priscilla Medical Center. Lakukan latihan di depan cermin, gerakan yang dilakukan berupa: - Tersenyum - Mencucurkan mulut kemudian bersiul - Mengatupkan bibir - Mengerutkan hidung - Mengerutkan dahi - Menarik sudut mulut secara manual dengan telunjuk dan ibu jari - Mengangkat alis secara manual dengan keempat jari panjang (selain ibu jari) - Membuka dan menutup kelopak mata


Bagikan Posting Blog




Komentar (0)




Komentar